Saturday, March 15, 2008

MANAJEMEN RISK

Ketika berinvestasi atau mengelola sejumlah uang di produk keuangan khususnya derivatif seperti stock index futures atau forex, keuntungan bisa menghampiri dan disaat bersamaan resiko juga akan ikut serta didalamnya. Keuntungan dan resiko berasal dari pergerakan harga yang terjadi dipasar. Semakin tinggi fluktuasi harga, semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan dihasilkan serta resiko yang harus dihadapi.

Konsep manajemen resiko (risk management) sangat berkaitan dengan strategi trading atau pengelolaan dana (fund/money management). Bahkan kedua hal tersebut merupakan bagian tidak terpisahkan dan harus terintegrasi. Keuntungan perlu diberikan target sedangkan resiko butuh dikendalikan bukan dihilangkan karena memang tidak mungkin untuk menghilangkan resiko.

Salah satu metode dalam manajemen resiko trading adalah dengan menggunakan pending order. Pending order adalah instruksi untuk membuka atau menutup transaksi ketika harga saat ini mencapai harga pada level yang dipesan (order). Selain pending order, juga dikenal istilah market order, jenis transaksi ini malah lebih dikenal daripada pending order. Market order adalah instruksi untuk membuka atau menutup transaksi pada harga saat ini yang di order saat ini juga.

Dalam pending order umumnya dikenal tiga jenis tipe transaksi yaitu stop loss order, limit order, dan OCO (One Cancels the Other). Ketiga jenis transaksi pending order ini dapat digunakan untuk melalukan manajemen resiko. Mekanisme dalam manajemen resiko menggunakan pending order ini sebenarnya sangat sederhana tetapi seseorang harus terlebih dahulu memiliki dasar-dasar trading yang cukup.

Dengan stop loss order anda bisa batasi resiko dan jumlah kerugian, limit order bisa memaksimalkan jumlah keuntungan yang akan diraih, dan untuk OCO bisa berfungsi ganda yaitu membatasi resiko serta memaksimalkan keuntungan yang diraih tergantung dari order mana yang terlebih dahulu bersentuhan dengan harga berjalan (running price).

Manajemen resiko dengan pending order ini dalam aplikasinya tergantung dari posisi pasar yang telah dibuat. Untuk stop loss order, stop loss order buy jika posisi pasar adalah sell, jadi jika harga bergerak naik jumlah kerugian yang akan dialami telah dibatasi. Harga stop loss order buy berada diatas posisi pasar. Begitu juga dengan sebaliknya, stop loss order sell jika posisi pasar adalah buy. Harga stop loss order berada dibawah posisi pasar. Besarnya poin stop loss tergantung toleransi anda terhadap resiko.

Sedangkan limit order, limit order sell jika posisi pasar adalah buy dan limit order buy jika posisi pasar adalah sell. Harga limit order sell berada diatas harga posisi buy dan harga limit order buy berada dibawah harga posisi sell. Jadi besarnya target keuntungan yang akan diambil bisa diatur melalui limit order. Berapa besarnya keuntungan yang akan diambil tergantung dari strategi dan tujuan trading. Namun keuntungan juga perlu diberikan target dan bukan hanya menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa ada target.

OCO di aplikasikan jika keuntungan dan resiko ingin dikendalikan secara bersama-sama. Sebuah posisi pasar baik buy atau sell yang dilengkapi dengan OCO akan mengandung dua posisi didalamnya. Satu berfungsi sebagai limit order dan satu lagi berfungsi sebagai stop loss order. Misalkan terdapat posisi buy, lalu dilengkapi dengan OCO maka akan ada 2 pending order didalamnya yaitu stop loss order sell dan limit order sell. Disini stop loss order sell berada dibawah posisi buy dan limit order sell berada diatas posisi buy. Jika posisi pasarnya adalah sell maka terdapat stop loss order buy (diatas posisi sell) dan limit order buy (dibawah posisi sell).

Inilah mekanisme pending order yang dapat digunakan sebagau manjemen resiko. Selalu gunakan manajemen resiko sebagai kesatuan dari rencana dan strategi trading untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko.

disalin dari mahadananews.com

No comments: